Selasa, 22 November 2011

Transfusi Darah

BAB I
TRANSFUSI DARAH
Pengertian
            Transfusi darah adalah Proses pemindahan darah atau produk darah dari orang sehat ( donor ) dan memenuhi syarat kepada orang sakit (recipient) untuk memperbaiki daya angkut oksigen, menambah volume, menambah komponen – komponen maupun memperbaiki fungsi darah lainnya. Jadi transfusi darah merupakan cara pengobatan dengan memakai darah dan atau komponen darah.
1. Tujuan Transfusi Darah
Tujuan utama dari transfusi darah ada dua macam, yaitu :
a. Menambah jumlah darah yang beredar dalam tubuh pasien yang darahnya berkurang karena suatu sebab, misalnya : operasi, perdarahan waktu melahirkan, kecelakaan dan lain-lain.
b. Menambah kemampuan darah dalam tubuh pasien untuk membawa zat asam atau O2, misalnya : untuk penyakit-penyakit yang sel-sel darahnya tidak berfungsi dengan baik sehingga sel darah itu cepat pecah dalam badan pasien dan kemampuan darahnya untuk mengolah zat asam itu menjadi berkurang.
2. Transfusi darah membantu cara-cara pengobatan yang sudah ada, namun perlu diperhatikan bahwa transfusi darah itu bukanlah pekerjaan yang tanpa resiko. Transfusi / pemindahan darah telah dilakukan kira-kira 100 tahun yang lalu. ( abad ke 18 ), dimana pada masa itu pengetahuan tentang pisiologi dan sirkulasi darah yang dirintis oleh William Harvey masih sangat sempit sekali. Dalam kondisi itu umumnya transfusi banyak mengalami kegagalan. Dr. Karl Laindsteiner pada tahun 1900 mengumumkan penemuannya tentang golongan darah manusia, setelah ditemukan golongan darah manusia ini kecelakaan akibat transfusi tidak lagi membahayakan, tetapi sebaliknya banyak menolong jiwa manusia dari ancaman kematian karena kehilangan darah. Kemajuan yang dicapai dalam bidang transfusi ini ditunjang oleh tiga hal, yaitu ;
a. Penemuan golongan darah oleh Dr. Karl Landsteiner ( ABO ). Penemuan ini menjelaskan mengapa transfusi yang terdahulu sering mengalami kegagalan bila penderita memiliki golongan darah yang tidak sama dengan pendonornya.
b. Penemuan suatu zat kimia ( asam citrate ) sebagai zat anti pembeku darah ( antikoagulan ) yang tidak berbahaya bila seseorang penderita diberi darah yang telah dicapur dengan asam sitrat itu.
c. Ditemukannya pula bahwa penambahan glukosa kedalam darah dapat memperpanjang hidup sel darah merah diluar tubuh manusia, selama dalam penyimpanan. Dengan demikian penyimpanan darah beberapa hari diluar tubuh merupakan cara-cara yang praktis untuk transfusi darah.
3. Transfusi Darah Dari Segi Medis
            Suatu sifat khusus dari transfusi darah adalah sumber untuk darah itu terbatas, sumbernya dari manusia sendiri, dan tidak semua orang bisa jadi donor. Keadaan yang sulit inilah menghadapi situasi dimana keadaan penderita demikian buruknya dan dipertimbangkan untuk pemberian transfusi darah dalam jumlah besar sampai 2 -4 kali jumlah darah yang seharusnya ada pada penderita itu sendiri. Perlu sekali kebijaksanaan apakan memberikan transfusi atau tidak, sebab tidak jarang dalam keadaan tertentu transfusi itu tidak akan lagi menolong keadaan pasien, sedangkan kita telah memberikan puluhan botol darah yang mungkin akan lebih bermanfaat untuk puluhan jiwa lainnya pada waktu yang sama.
Transfusi darah merupakan suatu penunjang dari cara-cara pengobatan, dengan demikian seharusnya setiap penderian rumah sakit, apalagi dengan perlengkapan yang moderen seperti sekarang ini maka harus dipikirkan bagai mana mendapatkan darah nantinya. Darah itu harus merupakan suatu bagian yang esensial dalam program kesehatan nasional
BAB II
MENGIDENTIFIKASI DONOR BERESIKO RENDAH
1. JENIS DONOR DARAH
Pada dasarnya ada tiga macam donor darah, yaitu ;
- Donor keluarga atau donor penganti
- Donor komersial
- Donor sukarela
a. Donor keluarga atau donor pengganti
Di banyak Negara , sistem pengganti penyumbang darah merupakan hal yang biasa. Dalam sistem ini darah yang dibutuhkan pasien dicukupi oleh donor dari keluarga atau kerabat pasien. Biasanya, keluarga pasien diminta untuk menyumbangkan darahnya. Tetapi di beberapa Negara setiap pasien wajib memberikan nama sejumlah donor pada waktu diterima di Rumah Sakit. Donor tidak dibayar di Unit Transfusi Darah ( UTD ) atau Rumah Sakit, akan tetapi mereka mungkin diberi uang atau bayaran dalam bentuk lain oleh keluarga pasien.
Ada dua bentuk utama dalam sistem ini. Yaitu ;
- Keluarga pasien menyumbang darah dengan jumlah yang sama dengan yang diberikan kepada kerabatnya. Darah ini ditambahkan kepada persediaan UTD untuk kemudian digunakan sesuai dengan kebutuhan.
- Donor secara khusus minta agar darahnya diberikan kepada pasien tertentu, mungkin karena khawatir atas keamanan darah dari donor yang tidak diketahui. Bentuk Donor ini dikenal dengan nama Donasi Khusus ( Directed Donation ).
Sumbangan khusus ini sangat tidak dianjurkan oleh WHO dan Badan Keaman Darah Dunia ( Global Blood Safety Initiative ).
Keuntungan Donor Keluarga :
Penyumbang darah keluarga atau donor pengganti berguna dalam membantu upaya mencukupi darah, apabila donor sukarela tidak tersedia. Disamping itu ada kemungkinan manfaat lain, bila donor pengganti mengetahui bahwa darah mereka telah menyelamatkan keluarganya, mereka mungkin bersedia menjadi donor sukarela di masa yang kan datang.
Kerugian Donor Keluarga :
- Pasien atau keluarganya harus menemukan donor penganti. Hal ini merupakan tambahan beban dan stress pada saat mereka sudah dalam keadaan tertekan karena penderitaan pasien.
- Ada tekanan atas anggota keluarga untuk menyumbangkan darah, bahkan pada keadaan yang sebenarnya mungkin tidak cocok untuk itu, misalnya karena keadaan kesehatan mereka atau resiko mereka terhadap infeksi penularan melalui transfuse.
- Darah yang diberikan ke pasien tidak selalu diganti dengan sepenuhnya, baik dalam tipe maupun kuantitas. Bila transfusi dibutuhkan untuk dewasa, biasanya beberapa unit darah dibutuhkan. Sementara sumbangan dari satu atau dua anggota keluarga sering kali tidak cukup untuk mengganti darah yang digunakan. Akibatnya kebutuhan masyarakat akan darah ada kemungkinan tidak tercukupi dengan semestinya.
- Keluarga yang tidak dapat menemukan donor yang cocok di keluarganya atau mereka tidak mau menyumbangkan darahnya biasanya akan mencari donor yang mau memberikan darahnya dengan imbalan.
b. Donor Komersial
Donor komirsial menerima uang atau hadiah ( yang dapat ditukarkan dnegan uang ) untuk darah yang disumbangkannya. Mereka sering kali menyumbangkan darah secara teratur, bahkan mungkin telah memiliki kontrak dengan UTD untuk memberikan darah berdasarkan upah yang telah disetujui. Cara lainnya, mereka menjual darah kepada lebih dari satu UTD atau mendekati para keluarga pasien dan menjual jasa mereka sebagai donor pengganti. Donor komirsial biasanya termotivasi oleh apa yang mereka terima untuk darah mereka, bukan karena keinginan menolong orang lain.
Kerugian Donor Komersial :
Ada beberapa kelemahan pokok dari sistem donor bayaran, yaitu ;
- Donor bayaran merusak sistem sumbangan darah sukarela yang merupakan dasar dari sistem pemberian darah yang aman.
- Banyaknya donor komersial berasal dari keluarga miskin, yang karena kebutuhan ekonomi menyebabkan mereka mau menjual darah. Sebenarnya mungkin mereka tidak sehat, kurang gizi atau menderita infeksi yang dapat ditularkan melalui transfuse sehingga berbahaya bagi penerima darah.
- Ada kemungkinan donor komersial menyumbnagkan darah mereka lebih sering daripada yang semestinya. Hal ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan mereka sendiri, sehinga dapat memberikan darah yang mutunya di bawah standard an dapat mendatangkan resiko kepada penerima.
- Bila donor harus dibayar, makanya dirasa perlu untuk menarik biaya kepada pasien atas darah yang diterima. Akibatnya, keluarga miskin tidak mampu membyar ketika mereka membutuhkan darah.
c. Donor Sukarela
Donor sukarela adalah orang yang memberikan darah, plasma atau komponen darah lainnya atas kerelaan mereka sendiri dan tidak menerima uang atau bentuk pembayaran lainnya. Motivasi utama mereka adalah membantu penerima darah yang tidak mereka kenal dan tidak untuk menerima suatu keuntungan.
Hal-hal yang biasanya tidak dipandang sebagai pembayaran atau sebagai pengganti uang, ialah ;
- Tanda jasa atau penghargaan sederhana seperti sertifikat yang tidak memiliki niali komersial.
- Pengganti biaya perjalanan secara khusus harus dilaksanakan dalam rangka penyumbangan darah
- Pemberian makanan ringan sebelum, selama atau setelah penyumbangan darah.
Keuntungan Donor Sukarela
Terdapat beberapa keuntungan yang sangat penting yang dimiliki donor, sukarela dibandingkan dengan donor jenis lainnya, yaitu ;
- Donor sukarela tidak dalam tekanan untuk menyumbangkan darah, oleh karena itu cendrung lebih memenuhi syarat sebagi donor resiko rendah.
- Mereka lebih cendrung bersedia menyumbangkan darah secara teratur, yang sangat penting untuk menjaga kecukupan persediaan darah.
- Donor teratur cendrung lebih bebas dari infeksi yang dapat ditularkan melalui transfusi, karena mereka telah sadar akan pentingnya keamanan darah dan diperiksa setiap saat mereka menyumbang darah.
- Mereka cendrung lebih tanggap terhadap himbuan untuk menyumbangkan darah pada keadaan darurat karena mereka telah menunjukkan kepedulian mereka terhadap donasi darah.
Hal ini berarti bahwa target setiap UTD adalah menjaga agar setiap donor darah adalah sukarela dan tanpa imbalan. Ada dua pendekatan dasar untuk mengidentifikasi donor yang aman. Keduanya harus selalu digunakan secara bersam-sama ;
- Hindari donor yang tidak cocok, terutama mereka yang beresiko terkena infeksi yang dapat ditularkan melalui transfuse
- Rekrutlah donor sukarela.
Dalam kegiatan transfusi darah, istilah Donor Resiko Rendah ( Low Risk Donors ) biasanya untuk menggambarkan donor yang beresiko rendah terhadap infeksi yang dapat ditularkan melalui transfusi. Perlu diingat bahwa penyaringan baik terhadap donor maupun terhadap darah mereka, selalu harus dilakukan.
2. Penyadapan Darah Untuk Penyembuhan ( Therapeutic-Phlebotomy )
Penyadapan darah untuk penyembuhan adalah pengumpulan darah dari seseorang untuk memperbaiki kesehatannya sendiri. Biasanya disebabkan karena kelainan darah yang mengakibatkan kenaikan jumlah sel darah secara tidak normal. Seseorang dengan kelainan darah seperti ini secara medis tidak memenuhi persyaratan sebagai donor darah, walaupun secara klinis hanya tingkat haemoglobin mereka yang tinggi yang menjadi masalah. Oleh karena itu, darah dari orang seperti ini biasanya tidak digunakan untuk transfusi.
3. Transfusi Darah Donor Sendiri ( Autologous Transfusion )
Istilah transfusi darah donor sendiri ( aotologous transfusion ) digunakan untuk setiap transfusi komponen darah yang disumbangkan oleh penerima sendiri. Transfusi darah donor sendiri adalah transfuse yang paling aman karena terhindar dari infeksi yang dapat ditularkan melalui transfuse dan dari terjadinya imunisasi alam / tak sengaja ( alloimmmunization )
Transfusi darah donor sendiri juga memberikan keuntungan kepada pelayanan transfusi darah atau bang darah rumah sakit karena darah untuk pasien telah tersedia, walaupun persediaan darah sangat terbatas. Bila mana darah tidak digunakan untuk transfusi darah sendiri maka bisa ditambahkan pada penyediaan darah biasa asalkan donor pasien memenuhi kreteria standar untuk donor darah.
4. Mengidentifikasi Donor Yang Tidak Cocok
Sangat penting untuk mengetahui alasan-alasan mengapa orong-orang tertentu tidak cocok sebagai donor, karena darah mereka mungkinmendatang resiko kepada pasien yang menerimanya. Faktor – factor tersebut antara lain :
a. Status Kesehatan dan gizi donor yang jelek
Donasi darah oleh orang yang menderita kekurangan gizi atau masalah kesehatan lainnya berbahaya terhadap kesehatan diri mereka dan terhadap penerimanya. Ada kemungkinan mereka tidak memenuhi criteria tertentu seperti tingkat berat badan atau haemoglobin, dan juga ada kemungkinan mereka akan pingsan pada waktu penyadapan darah. Pada masyarakat dimana terdapat tingkat kurang gizi berat atau derajat kesehatan yang rendah, banyak dijumpai calon donor yang tidak memenuhi syarat. Mungkin tidak ada gunanya mencoba merekrut donor dari kelompok penduduk semacam ini.
b. Donasi tidak sukarela
Sumber darah yang ideal adalah donor suksrela. Donasi darah dari instansi seperti tentara, polisi, atau lembaga pemasyarakatan ada keraguan tidak adanya sukarela murni karena para donor mungkin telah diperintah untuk memberikan darah mereka. Khusus di lembaga pemasyarakatan, kemudahan yang diterima setelah menyumbangkan darah mereka mungkin merupakan insentif penting yang sebenarnya menyimpang dari darah sukarela yang semestinya. Namun demikian, para individu dari lembaga semacam ini diterima sebagai donor, asalkan mereka memenuhi persyaratan untuk donasi darah aman. Sering kali calon donor seperti ini memiliki tanda-tanda penyakit menular yang tinggi dalam masyarakatnya. Oleh karena itu penyaringan dan pemilihan donor secara hati-hati sangat penting pada kelompok masyarakat semacam ini.
c. Prilaku resiko donor darah
Prilaku social tertentu memungkinkan calon donor terpapar pada resiko memperoleh infeksi, seperti HIV, yang kemudian dapat ditularkan pada penerima darah. Mengingat prilaku berisiko menjadi sangat penting sehubungandengan makin meningkatnya angka kejadian HIV dan AIDS. Donor potensial seringkali tidak menyadari bagaimana perilaku mereka dapat meningkatkan resiko terhadap penularan penyakit HIV atau penyakit infeksi lain yang dapat ditularkan melalui transfusi. Oleh karena itu sangat penting untuk memberikan informasi kepada mereka tentang bahaya-bahayanya , baik bagi mereka sendiri maupun bagi penerima darah. Misalnya, lebih banyak partner seksual yang dimiliki oleh calon donor, lebih besar resiko infeksi penyakit menular seksual yang dapat mereka terima. Pemakian obat dengan suntikan merupakan jalur langsung penularan infeksi melalui darah ( Blood Borne Infection ), seperti HIV, yang dibeberapa kalangan masyarakat merupakan bentuk utama perilaku berisiko ini.
Jenis – jenis perilaku berisiko biasanya adalah :
- Memiliki partner hubungan seks lebih dari Satu.
- Pekerja Seks
- Homoseksualitas
- Biseksualitas
- Penggunaan obat secara injeksi
- Pelukaan kulit seperti Tatto
- Menjadi partner seks seseorang yang terlibat dalam perilaku berisiko.
Setiap UDD harus menentukan criteria untuk mengidentifikasi gaya hidup dan perilaku yang membuat risiko melalui transfuse. Hal ini penting berdasarkan dua alasan :
1) Untuk memberitahu donor potensial tentang perilaku yang dapat membuat mereka menjadi cocok sebagai penyumbang darah, karena adanya resiko terkena infeksi penyakit yang dapat ditularkan melalaui transfuse darah, dan dapat menular kepada penerima darah.
2) Untuk membantu staf UDD dan penyuluh kesehatan dalam mengembangkan strategi untuk identifikasi calon donor yang mungkin memiliki risiko menularkan penyakit melalui transfuse darah.
5. Akibat Prilaku Beresiko Terhadap Keamanan Darah
Adalah sangat penting bagi petugas untuk menghimbau donor yang telah terlibat dalam perilaku berisiko supaya tidak menyumbangkan darahnya. Hal ini disebabkan karena samapai saat ini tidak mungkin mengetahui denagn pasti apakah seseorang terkena infeksi yang dapat ditularkan melalui transfuse atau tidak. Pada gambar dibawah ini menunjukkan bahwa ada periode antara infeksi HIV dengan perkembangan antibody. Hal ini biasanya disebut dengan” Periode Jendela “ ( Window Period ). Tidaklah mungkin seseorang diidentifikasi sebagai terinfeksi HIV atau tidak terinfeksi HIV sampai ditemukan antibody pada dirinya.
Waktu sebelum dapat ditemukannya antibody yaitu masa periode jendela berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa dibutuhkan sedikitnya 14 hari setelah infeksi, sedangkan yang lain menyatakan bahwa tidak akan ditemukan sampai 28 hari atau lebih setelah infeksi. Ini berarti bahwa walau test laboratorium belum menunjukkan infeksi HIV, masih ada kemungkinan donor baru saj terkena virus yang bisa ditularkan kepada penerima darah. Resiko terhadap pasien meningkat apabila donor tidak mengerti tentang periode jendela dan salah menyimpulkan bahwa darahnya aman karena tidak ada gejala-gejala penyakit apapun secara klinis.
Sekarang ada beberapa test yang dapat mendeteksi antige HIV selama periode jendela. Pada saat ini, test ini sangat mahal digunakan untuk umum ; bahkan walupun murah dan terjangkau tidak akan memecahkan masalah periode jendela seluruhnya. Akan selalu ada selisih waktu terkena infeksi dengan berkembangnya factor-faktor serologi yang dapat dideteksi ( antigen atau antibody ) atas suatu infeksi.
BAB III
PERSYARATAN MENJADI DONOR DARAH
Persyaratan untuk menjadi donor darah sangat penting diperhatikan, karena semua orang sangat mengharapkan mendapatkan darah yang “aman“ dan berkualitas. Ini berarti darah yang disumbangkan tidak boleh mengandung bibit penyakit, sehingga tidak menularkan penyakit pada penerima darah tersebut. Kesehatan dan hidup penerima darah sangat tergantung dari kejujuran dari pendonor karena PMI tidak mungkin dapat mendeteksi semua penyakit.
Adapun persyaratan menjadi donor darah adalah sebagai berikuit :
1) Umur 17 – 60 tahun
2) Berat badan : paling sedikit 45 Kg.
3) Suhu badan : 36,6 - 37,50 C
4) Tekanan darah
- Sistolik : 110 – 160 mmHg
- Diastolik : 70 - 100 mmHg
5) Denyut nadi : teratur 50 – 100 per menit
6) Hemoglobin : 12,5 %
7) Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5x, dengan jarak sekurang-kurangnya 8 minggu. Keadaan ini harus disesuaikan dengan keadaan donor.
Seseorang tidak boleh menjadi donor atau menyumbangkan darahnya apabila :
1) Pernah menderita penyakit Hepatitis ( Penyakit Liver ).
2) Dalam 6 bulan yang lalu :
- Kontak erat dengan penderita hepatitis
- Melakukan Tatto
- Tindik telinga
- Operasi kecil
3) Dalam 12 bulan ( 1 tahun ) yang lalu : menjalani operasi besar
4) Dalam 74 jam ( 3 hari ) yang lalu menjalani operasi gigi.
5) Dalam 24 jam ( 1 hari ) yang lalu mendapatkan vaksisnasi : Polio, Influenza, Tetanus, Difteri, Rabies Propilaksis.
6) Dalam 2 minggu yang lalu mendapatkan vaksinasi virus hidup ; Parotitis epidemika, Campak, Tetanus / Toksoidnya.
7) Dalam jangka waktu 1 tahun
- Mendapatkan suntikan Rabies terapetik.
- Transplantasi kulit.
8) Dalam 1 minggu yang lalu ada gejala alergi
9) Khusus perempuan :
- Sedang hamil atau menyusui
- Melahirkan anak 6 bulan yang lalu.
10) Menderita :
- Penyakit TBC klinis
- Epilepsi/ sering kejang
- Penyakit kulit pada daerah pembuluh darah balik
11) Mempunyai kecendrungan perdarahan atau penyakit darah seperti : Thalasemia, Sickle cell, Polisetemiavera.
12) Ketergantungan minuman keras.
13) Mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan penyakit AIDS yaitu :
- Berganti-ganti pasangan seks
- Morfinis / narkoba
- Homosek
- Kebiasaan memakai jarum suntik secara berganti-ganti
14) Penderita AIDS dibuktikan dengan hasil Laboratorium positif ( + )
15) Tidak memenuhi persyaratan pemeriksaan dokter pada saat donor darah.
Persiapan yang harus dilakukan sebelum menjadi donor :
1) Bila sudah memenuhi persyaratan menjadi donor, dan tidak sedang menderita batuk, flu, pilek atau sakit tenggorokan.
2) Makan dan minum secukupnya sebelum menyumbang darah, hal ini untuk mengurangi kemungkinan efek dari penyumbangan darah seperti kepala menjadi ringan dan membantu aliran darah lebih baik.
3) Jangan minim obat seperti Aspirin, Bintang tujuh karena mengandung asetosal sekurang-kurangnya 7 hari sebelum menyumbang darah, kecuali diharuskan dokter.
4) Jangan lupa membawa kartu donor untuk mempermudah administrasi.
Hal – hal yang harus dilakukan setelah menyumbang darah :
1) Jangan langsung mengangkat kepala, setelah petugas selesai mengambil darah anda, Tetaplah istirahat dalam posisi terbaring selama 5 – 10 menit. Hal ini berguna untuk penyesuain tubuh setelah darah diambil.
2) Amati plester selama 4 – 6 jam setelah donasi. Bila ada darah yang keluar dari tempat tusukan jarum, tekan kuat-kuat selama 5 menit atau sampai darah tidak keluar lagi. Ganti dengan plester yang baru.
3) Hindari membawa barang yang berat pada tangan yang ditusuk sewaktu menyumbang darah selama 24 jam ( 1 hari ).
4) Hindari merokok atau minum alcohol sekurang-kurtangnya 1 jam setelah menyumbang darah.
5) Makan minum secukupnya setelah menyumbang darah.
6) Tunggu 1 hari, sebelum anda melakukan olah raga yang berat ( bersepeda, angkat besi, lari-lari dan sepak bola )
Bila merasa tidak enak setelah setelah Donasi :
1) Berbaring.
2) Longgarkan pakian dan lepaskan ikat pinggang.
3) Jangan panic
4) Hubungi dokter atau UTD.
BAB IV
SELEKSI DONOR DARAH
1. Konsling Sebelum Donasi
Proses seleksi donor dimulai sebelum donor datang menyumbangkan darah mereka melalui program penyuluhan yang memberikan informasi kepada para donor potensi tentang apa dan bagaimana kondisi kesehatan atau perilaku berisiko yang dapat membuat mereka tidak cocok untuk menjadi donor darah. Namun demikian, masih banyak donor belum mengetahui tentang hal ini terutama bila mereka adalah donor keluarga, donor pengganti atau donor komersial. Oleh karena itu konsling pra-donasi ( sebelum menyumbangkan darah ) merupakan bagian yang sangat penting dalam seleksu donor, karena dengan ini memungkinkan staf UTD untuk :
1) Membuat penilaian pendahuluan tentang keadaan kesehatan donor.
2) Memberikan informasi tentang factor-faktor resiko.
3) Mengetahui tingkat pengertian donor tentang factor-faktor resiko.
4) Memberikan kesempatan untuk donor untuk menunda sumbangannya.
5) Menjelaskan tentang prosedur yang harus dilaksanakan dalam donasi darah dan alasan mengapa hal-hal tersebut harus dilaksanakan, termasuk dalam hal ini ; riwayat medis, pemeriksaan kesehatan dasar, Prosedur penyadapan darah, penjagaan kesehtan setelah donasi dan test laboratorium yang dilaksanakan pada semua darah donor.
6) Menjawab pertanyaan – pertanyaan dari donor tentang penyumbangan darahnya dan prosedur yang kan diikuti.
Karena mereka merasa sehat, para donor seringkali menganggap mereka adalah sehat. Kenyataannya tidak selalu demikian. Oleh karena itu sangat penting untuk meyakinkan agar semua donor menyadari mengapa mereka harus memberikan informasi secara benar dan lengkap tentang kesehatan mereka dan pengobatan apapun yang mereka pakai. Mereka perlu menyadari bahwa apabila mereka tidak memberikan informasi dengan benar, mereka beresiko membahyakan kesehatan mereka sendiri dan kesehtan dari pasien yang menerima darah. Dalam hal ini para donor membutuhkan informasi sederhana tentang fisiologi darah, sebab anemia, serta kebutuhan darah pada keadaan klinis yang berbeda-beda. Mereka juga harus diberi tahu tentang penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui transfusi darah seperti HIV, hepatitis, dan malaria ; tanda-tanda dan gejalanya.
Sangat penting bagi para donor mengetahui tentang apa dan bagaimana test laboratorium yang akan dilaksanakan terhadap darah mereka serta alasannya. Mereka juga harus diberi tahu tentang apa arti positif dan negative terhadap infeksi penyakit menular terhadap hasil tes darah mereka, dan bila negatif bagaimana mereka bisa tetap menjaganya. Langkah ini penting karena secara fisiologi juga akan menindak lanjuti donor bila hasil test darah mereka positif. Pada akhir dari konsling sebelum donasi darah, setiap donor harus memberikan pernyataan persetujuan yang secara jelas menyatakan tindakan apa yang boleh diambil oleh UDD sebagai kelanjutan dari test darah.
2. Perilaku Berisiko
Salah satu bagian yang terpenting dari konsling sebelum donasi adalah menjelaskan apakah perilaku berisiko itu dan mengapa perlu mengetahui apakan seseorang berisiko terhadap suatu infeksi ( penyakit ) yang dapat ditularkan melalui transfuse. Sangat penting untuk mendorong seseorang seperti pekerja seks, pria homoseksual, atau biseksual, pemakai obat suntik, orang yang berhubungan seks tidak terlindungi dengan orang yang bukan partner tetapnya atau dengan orang yang berhubungan seks dengan salah satu dari orang-orang diatas, untuk membatalkan diri.
Jangan pernah menganggap bahwa donor tahu persis apa yang dimaksud dengan perilaku berisoko. Dengan memberikan sebuah leaflet sederhana saja kadang-kadang cukup untuk membuat donor mengerti mengapa mereka mungkin berisiko untuk menjadi donor darah, dan mengapa berbahaya bagi orang yang menerima darahnya. Namun demikian, pada umumnya diperlukan diskusi secara mendalam, terutama dengan donor baru, mereka mungkin tidak tahu tentang “Window period” dari penyakit-penyakit tertentu atau tanda- tanda dan gejalanya.
Diskusi tentang perilaku berisiko memberikan kesempatan baik untuk memberikan konsling kepada para donor dalam mengurangi resiko terkena HIV dan penyakit-penyakit menular lainnya. Hal ini juga memberikan kesempatan untuk menyuluh mereka tentang tanda-tanda infeksi mungkin tidak kelihatan oleh orang lain atau dirasakan oleh mereka sendiri.
3. Riwayat Medis
Apabila donor kelihatan sehat dan tidak ada indikasi bahwa mereka terlibat dalam salah satu perilaku berisiko, langkah selanjutnya dalam prosedur seleksi donor adalah mengisi riwayat medis. Kadang-kadang staf UTD hanya menanyai donor tentang kesehatan mereka tanpa menuliskan informasi yang mereka terima, padahal mencatat riwayat medis donor pada waktu donasi adalah sangat penting berdas atas beberapa alasan :
1) Mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan apakah :
- Menerima donor darah
- Menunda donor untuk sementara
- Membatalkan donor untuk selamanya.
2) Mendapatkan catatan yang permanent atas status kesehatan donor. Apabila pada masa yang akan datang donor datang lagi untuk memberikan darahnya, catatan riwayat medis sebelumnya memberikan informasi dasar yang dapat dijadikan pembanding atas riwayat medis yang harus dibuat baru. Perubahan dalam berat bdan dan tekanan darah misalnya, merupakan tanda – tanda yang penting dalam pengambilan keputusan untuk menunda atau terus dilanjutkan dengan pengambilan darah.
3) Memungkinkan staf untuk mengecek bila ada penundaan sebelumnya dan mengetahui mengapa ditunda sementara ( misalnya karena donor baru saja vaksinasi )
4) Memungkinkan staf untuk mencegah donasi darah apabila donor yang datang sebelumnya pernah ditolak / dibatalkan ( misalnya : karena riwayat kesehatannya atau perilaku berisiko )
5) Memungkinkan studi dilaksankan pada alasan-alasan penundaan, baik penundaan sementara atau permanent.
6) Dapat digunakan untuk melindungi UTD apabila donor mengalami luka yang tidak disengaja atau akibat yang tidak enak serta menyalahkan UTD. Oleh karena itu catatan riwayat medis donor harus selalu ditandatangani oleh donor sebagai pernyataan bahwa catatan tersebut adalah benar.
4. Kuesioner Riwayat Medis
Cara yang paling mudah untuk membuat catatan riwayat medis adalah dengan mengisi kuesioner riwayat medis yang standar bagi donor pada setiap kali mereka datang menyumbangkan darah. Ada 4 keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya kuesioner standar untuk mencatat informasi riwayat medis donor, yaitu ;
1) Membantu menjamin bahwa informasi tentang hal yang sama dari tiap donor telah dikumpulkan secara sistimatis.
2) Mencegah Staf UDD lupa untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang penting.
3) Mengingatkan staf UDD untuk menanyakan tanda-tanda klinis penyakit ketika mereka mendengarkan apa yang dikatakan oleh donor.
4) Membuat staf UDD lebih mudah untuk menentukan apakah menerima, menunda sementara, atau menolak seterusnya donor tertentu karena semua informasikan yang dibutuhkan telah ada pada formulir standar yang ada. Riwayat medis harus dibuat di tempat dimana bisa dijamin kerahasiaan pribadi ( privacy ) donor, karena kemungkinan donor tidak mau memebrikan informasi yang diperlukan apabila khawatir ada orang lain yang mendengar apa yang mereka katakana. Kerahasiaan penuh harus selalu dijaga atas setiap informasi yang diperoleh.
5. Keamanan Donor dan Penerima Darah
Keadaan – keadaan dibawah ini menunjukkan beberapa keadaan pada donor yang secara potensial dapat membuat ” Donor Tidak Aman “ untuk memberikan darahnya :
- Tekanan darah rendah atau tinggi
- Penyakit Hati / liver
- Pusing
- Perdarahan hidung yang berlebihan
- Ayan / epilepsy
- Demam Rhematik
- Gangguan peredaran darah
- Anemia
- Diabetes Millitus
- Luka-luka bernanah
- Penyakit ginjal
- Hamil
- Menyusui
- Gangguan Menstruasi ( perdarahan menstruasi berlebihan )
Keadaan-keadaan dibawah ini menunjukkan beberapa tanda-tanda dan gejala pada donor yang secara potensial dapat membuat darah yang disumbangkan merugikan kesehatan “ Penerima Darah “
- Pembengkakan kelenjar
- Batuk terus-menerus
- Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas
- Ruam saraf
- Berkeringat / demam pada malam hari
- Brucellosis
- Kudis kulit
- Penyakit tidur ( trypanosomiasis )
- Penyakit-penyakit menular seksual (PMS)
- HIV / AIDS
- Diare berkepanjangan
- Malaaria ( demam )
- Sakit kuning ( Hepatitis )
- Sakit paru-paru
- Tuberkulosis (TBC )
- Asma
- Kelainan kelenjar gondok
- Kanker
- Riwayat pengobatan yang baru
- Injeksi yang baru
- Operasi yang baru
- Akupunture yang baru
- Riwayat transfuse darah yang baru
- Kontak dengan penyakit menular.
Dengan adanya risiko “ periode Jendela “ maka sangat penting untuk menghubungkan indikasi dari perilaku berisiko dengan setiap gejala yang disebutkan oleh donor. Misalnya; seseorang yang melaporkan bahwa baru saja menjalani pengobatan penyakit menular seksual ( PMS ), kemungkinan dia berada dalam “peride jendela” dari terkena HIV. Hal yang hamper serupa, orang yang baru saja dari wilayah endemis malaria kemungkinan adalah pembawa parasit malaria.
6. Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan terhadap setiap donor sebelum mereka menyumbangkan darahnya dalam rangka melaksanakan penilaian menyeluruh atas keadaan kesehatan mereka karena kemungkinan mereka sendiri tidak tahu mereka memiliki masalah kesehatan tertentu. Penilaian berikut ini perlu dilaksanakan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan setiap kali seseorang donor memberikan darah :
- Tekanan darah
- Detak jantung rata-rat
- Berat badan
- Perkiraan kadar Haemoglobin
- Penilaian atas ukuran berat dan tinggi badan dalam hubungannya umur donor.
- Penilaian atas fisik donor terhadap adanya tanda-tanda seperti kekasaran kulit dan pembnegkakan kelenjar atau bekas-bekas jarum yang kemungkinan merupakan tanda penggunaan obat injeksi.
- Kapan donor makan terakhir kali. Tidak makan dalam jangka waktu 12 – 24 jam terakhir bisa mengakibatkan pingsan.
Pemeriksaan kesehatan hendaknya hanya dilakukan oleh staf yang telah terlatih dalam diagnosis klinis penyakit. Staf teknis laboratorium tidak dilatih dalam mengenal tanda-tanda dan gejala-gejala penyakit dan biasanya tidak diharapkan untuk melaksanakan proses seleksi donor, kecuali jika mereka telah cukup terlatih dan dibawah pengawasan.
7. Penundaan Donor
Dalam hal ini telah ditekankan pentingnya riwayat medis donor dan pemeriksaan kesehatan dalam mengidentifikasi donor mana yang ditolak atau ditunda. Apabila donor ditunda, baik sementara atau seterusnya mereka kemungkinan akan menjadi cemas. Ada 6 langkah yang harus diikuti apabila ada kemungkinan donor tidak bisa diterima :
- Terangkan kepada mereka dengan cara yang sangat simpatik, mengapa mereka tidak cocok untuk menyumbangkan darah. Mereka perlu diberitahu apakah karena :
o Kemungkinan akan membahayakan diri mereka sendiri
o Darah mereka akan berbahaya bagi penerima, baik disebabkan oleh keadaan kesehatan donor atau karena adanya kemungkinan resiko penyakit menular pada darahnya.
- Yakinkan mereka mengenai keadaan yang sebenarnya. Mungkin mereka takut kesehatan mereka lebih jelek dari yang sebenarnya.
- Terangkan apakah penundaan untuk sementara atau seterusnya; bila sementara, kapan akan aman untuk menyumbangkan darahnya dan himbaulah mereka untuk datang pada waktunya nanti.
- Berikan mereka informasi tentang kemana mereka bisa memperoleh nasehat dan bantuan lebih lanjut, bila diperlukan.
- Bila perlu, rujuklah mereka kepada seseorang ahli, misalnya dokter atau tempat konsultasi sebagai tindak lanjut.
- Bila memungkinkan, beriklan mereka tindak-lanjut oleh anda sendiri untuk menyakinkan bahwa mereka memperoleh kesempatan mendiskusikan lebih lanjut apa yang mereka innginkan.
8. Reaksi Sampingan Negatif Donor
Sebagian besar donor menjalani proses pemberian darah denga sangat baik, namun kadang-kadang bisa terjadi reaksi yang tidk nyaman. Masalah-masalah yang paling umum dihadapi adalah :
1) Masalah pada aliran darah
Kadangkala venapucture gagal atau vena mengalami kontraksi sehingga aliran darah tidak berjalan lancer. Berkurangnya aliran darah dapat diakibatkan oleh :
a. Berkurangnya tekanan pada vena; periksa tekanan yang diberikan pada lengan.
b. Penutupan jarum oleh pembuluh darah : Memutar jarum mungkin dapat membantu.
c. Jarum berada pada katup pembuluh darah : usakan memperlancar aliran darah dengan menarik jarum secara perlahan atau sedikit memutar jarum.
2) Haematoma
Haematoma dapat dihindari dengan tehnik venapucture yang baik dan pemberian tekanan yang cukup setelah pengumpulan darah.
3) Tertembusnya arteri secara tidak sengaja
Keadaan ini merupkan komplikasi yang tidak umum saat menyumbangkan darah. Keadaan ini bisa dikenali dari mengalirnya cairan darah yang berwarna cerah dengan sangat cepat.
4) Reaksi samping yang ringan, Sedang dan Berat
Efek pskologis kadang berpengaruh pada reaksi sampling sehingga suasana yang bersahabat dan nyaman saat donor darah dapat mengurangi ketegangan donor dan mencegah terjadinya reaksi samping. Walaupun begitu, reaksi negative tetap dapat terjadi dan bisa digolongkan sebagi berikut :
a. Ringan.
Gejala yang vasovagal tanpa kehilangan kesadaran, gejala efek samping ringan antara lain :
- Kegelisahan
- Peningkatan frekwensi pernapasan
- Peningkatan detak jantung
- Pucat dan berkeringat
- Pusing dan menguap terus-menerus
- Mual / pusing
Ketika efek samping ringan terjadi :
- Hentikan proses penyadapan darah
- Posisikan kedua kaki donor lebih tinggi dari kepala
- Kendurkan atau lepaskan pakian yang ketat.
- Jaga agar donor tidak kepanasan dengan membuka jendela atau menyalakan kipas angin
- Siapkan kantong muntah disamping donor
- Berikan waktu istirahat yang cukup
- Tawarkan minuman yang segar kepada donor
- Ketika donor telah pulih Bantu mereka dari tempat tidur ke tempat pemulihan dan berikan lagi minuman segar.
- Tenangkan donor dan jelaskan bahwa reaksi ini umum terjadi dan tidak berarti mereka saat ini tidak sehat
- Catat kejadian tersebut pada kartu donor
- Berikan nasehat bagi donor untuk menemui dokter bila gejala berlanjut
- Pastikan bahwa donor benar-benar telah pulih sebelum meninggalkan tempat dan telah diperiksa oleh staf yang berpengalaman.
b. Sedang
Gejalanya sama seperti pada efek ringan, dilanjutkandengan kehilangan kesadaran, Gejala terjadinya efek samping sedang antara lain :
- Kehilangan kesadaran
- Pingsan yang berulang-ulang
- Detak jantung yang lemah dan sulit dirasakan karena kecil suaranya dan
- Pernapasan yang lemah
Ketika hal ini terjadi :
- Hentikan proses penyadapan darah
- Posisikan kaki donor lebih tinggi dari kepala
- Periksakan donor kepada dokter atau perawat senior.
- Kendurkan atau lepaskan pakian yang ketat.
- Jaga donor agar tidak kepanasan dengan membuka jendela atau menyalakan kipas angina
- Siapkan kantong muntah disamping donor
- Periksa detak jantung secara teratur. Penampilan dan detak jantung donor merupakan petunjuk yang baik mengenai kondisi donor
- Pindahkan donor ke ruangan lain yang lebih tenang jika mungkin untuk mencegah donor lain melihat apa yang terjadi
- Jika tidak ada ruangan lain berikan tirai pembatas disekeliling donor
- Jagalah agar donor selalu ditemani seseorang.
- Tenangkan donor dan jelaskan bahwa mereka sebaiknya tidak menyumbang darah lagi di kemudian hari
- Catat kejadian tersebut pada kartu donor.
- Yakinkan bahwa donor telah beristirahat secara cukup dan telah pulih sebelum meninggalkan tempat.
- Beri nasehat kepada donor untuk menemui dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat bila gejala berlanjut
- Pastikan bahwa staf senior telah menyetujui bahwa donor telah pulih untuk dapat dibiarkan pergi.
- Bila mungkin aturlah kendaraan pengantar ke rumah donor.
c. Berat
Semua gejala diatas dan dilanjutkan dengan kejang-kejang ( tidak umum terjadi ). Tingkatan kejang dapat beragam dari kehilangan kesadaran disertai kejang local sampai kejang-kejang berat yang diikuti keluarnya urine dan faeses. Pingsan sangat umum terjadi, tetapi kejang jarang terjadi. Sebagian besar kejang berhenti setelah beberapa menit. Dokter atau perawat terlatih harus segera dipanggil.
Ketika Kejang-kejang terjadi :
- Posisikan donorsecara terlentang untuk menjaga lancarnya aliran udara.
- Jaga donor secara hati-hati agar tidak terluka
- Berikan tirai pembatas disekeliling donor untuk menjaga ketenangan.
- Periksa detak jantung secara teratur
- Periksakan donor kepada dokter atau perawat senior.
- Kendurkan atau lepaskan pakian yang ketat.
- Jaga agar donor tidak kepanasan dengan membuka jendela atau menghidupkan kipas angina
- Jika kejang berlangsung lebih lama dari 5 menit, hal ini merupakan keadaan darurat medis dan dokter harus hadir. Valium dapat diberikan secara intravena di bawah pengawasan dokter.
- Tenangkan donor dan jelaskan apa yang telah terjadi.
- Beri nasehat kepada pasien dengan hati-hati bahwa mereka sebaiknya tidak menyumbang darah lagi dikemudian hari.
- Catat kejadian tersebut pada buku donor dan buku pencatat kejadian yang terjadi di klinik.
- Periksa kembali riwayat medis donor dan catatan pemeriksaan kesehatan untuk mencari apakah ada petunjuk akan terjadinya kejang-kejang.
- Beri nasehat kepada donor untuk menemui dokter atau pergi kerumah sakit terdekat
- Pastikan bahwa donor telah beristirahat secara cukup dan telah pulih sebelum meninggalkan tempat.
- Pastikan bahwa dokter atau staf paling senior telah menyetujui bahwa donor telah pulih untuk dapat dibiarkan pergi.
- Kontaklah dokter pribadi donor mengenai kejadian tersebut.
- Aturlah kendaraan pengantar ke rumah jika donor telah pulih atau pastikan bahwa ia akan segera diantar ke rumah sakit.
9. Prosedur Donor Darah
- Pemeriksaan Pendahuluan
o Konsling
o Isi Formulir
o Timbang berat badan
o Pemeriksaan Kadar HB
Haemoglobin
Haemoglobin terbentuk dari molekul yang berisi besi ( disebut Haem ) yang berikatan dengan rantai polipeptida ( disebut Globin ). Haemoglobin adalah cairan kemerahan dalam sel darah merah. Zat ini mempunyai kemampuan bolak-balik mengikat oksigen dan karbon dioksida. Peran utamanya adalah mengangkut oksigen menuju berbagai jaringan, sehingga tubuh mendapat daya dan panas yang diperlukannya. Setelah terpakai oksigen dalam sel darah merah digantikan oleh karbon dioksida, selanjutnya dibawa ke paru, di paru dilepaskan kemudian diganti dengan sel oksigen yang baru. Kadar minimum haemoglobin yang telah disepakati oleh pusat Transfusi Darah di Indonesia adalah sebagai berikut :
- Pria : 13,5 g/dl
- Wanita : 12,5 g/dl
Kadar minimum ini ditentukan dengan tetesan darah yang tenggelam dalam larutan Tembaga Sulfat dengan berat jenis 1,052.
o Pemeriksaan Golongan darah
- Pemeriksaan Dokter
o Tekanan darah, Nadi, dan Suhu badan
o Riwayat Medis
o Pemeriksaan fisik
- Proses Penganbilan Darah
- Istirahat : makanan ringan
- Pengambilan Kartu Donor
- P u l a n g
 
BAB V
BERBAGAI KOMPONEN DAN FUNGSI DARAH DALAM PROSES TRANSFUSI
1. Jenis Transfusi
a. Darah Lengkap ( Whole Blood )
Darah adalah sejenis cairan yang mengandung bermacam-macam sel darah yang bergabung didalam cairan yang berwarna kekuningan yang disebut plasma. Sel-sel darah terdiri atas campuran dari sel darah merah, sel darah putih dan keeping darah pembeku. Plasma mengandung bermacam-macam protein, zat kimia, factor-faktor pembekuan dan kaya dengan zat metabolik. Darah berperan sebAgai media pengangkut berbagai komponen menuju berbagai organ di dalam tubuh . Transfusi darah lengkap diperlukan bila pasien memerlukan perbaikan :
1) Kemampuan transportasi zat asam oleh sel darah merah
2) Jumlah darah yang beredar misalnya pada perdarahan atau anemia.
Pemberian Whole Blood dapat dikelompokkan menjadi :
- Fresh Blood ( Darah segar )
Kelebihan :
o Faktor pembekuan masih lengkap seperti factor V dan VIII
o Komponen sel-sel darahnya masih baik
Kerugian :
- Sulit diperoleh pada saat yang tepat
- Resiko penularan penyakit tinggi
- Lues ( sifillis ) masih akti selama 96 jam
- C.M.V masih aktif selama 48 jam
- Preserved Blood ( Darah simpan ) Pada suhu 40 – 20C dapat tahan selama 21 hari
Keuntungan :
o Pengadaan mudah ( setiap saat dan waktu )
o Bahaya penularan penyakit kurang
Kekurangan :
o Paktor pembekuan ( F V dan VIII) berkurang
o Setelah 5 hari kemampuan pengangkutan oksigen berkurang.
b. Komponen-komponen Darah
1) Komponen Seluler
- Packed Red Cell Transfusion
Sel Darah Merah ( Eritrosit )
Sel darah merah terbentuk di sum-sum tulang dan jika telah matang masuk kedalam aliran darah dengan masa hidupnya sekitar 120 hari. Kemudian mereka akan pecah lalu dengan sel-sel tertentu akan diangkut ke retikuloendotelia. Sel darah merah sebagain besar mengandung hemoglobin yang berfungsu membawa oksigen menuju jaringan tubuh.
· Bentuk : tampak seperti cakram bikonkaf tanpa inti
· Ukuran : Diameter sekitar 7,2 mikron
· Sifat : Lunak, elastis, fleksibel sehingga dapat melalui pembuluh darah walaupun lebih kecil dari diameter darah itu sendiri.
Fungsi Sel Darah Merah :
· Membawa Oksigen ( O2)
· Membawa Karbon dioksida ( C)2 )
· Mempertahankan keseimbangan asam basa, viskositas dan Bj darah.
Kalau tujuan transfusi darah hanya untuk merubah jumlah sel darah merah atau memperbaiki kemampuan oksigenasi, maka pemberian SDM lebih baik karena :
a) Sebagian besar plasma tidak diberikan sehingga beban sirkulasi pada pasien berkurang. Hal ini penting pada orang yang sudah tua atau pasien yang mengalami kelainan jantung.
b) Untuk orang sakit dengan gangguan ginjal dimana diperlukan pembatasan pemberian protein
c) Mengurangi reaksi alergi terhadap protein plasma.
d) Mengurangi pembentukan antibody terhadap sel-sel darah.
Sajian Komponen Eritrosit :
1) Konsentrat eritrosit 90 – 95 %
2) Eritrosit Pekat ( Packed Red Cel ) Konsentrasi 70 – 80 %. PRC miskin leko ( 70 % lekosit dipisahkan ).
3) Eritrosit Cuci / washed Red Cel ( bebas lekosit sampai 93 % )
Diperoleh dengan mencuci Packed Red Cel 2 – 3x dengan saline, sisa plasma terbuang habis, berguna untuk pasien yang tidak bisa diberi human plasma.
Keuntungan :
· Hematokrit ( Ht ) bisa diatur
· Mengurangi bahaya hepatitis
· Bebas dari antikoagulan
· Jumlah / volumenya kecil
Kerugian :
· Masa simpan pendek ( 4 – 6 jam )
· Bahaya infeksi sekunder yang terjadi selama proses.
· Eritrosit Beku untuk waktu simpan lama
· Neocytes ( eritrosit muda ) untuk Thalasemia mayor.
- Leukosit Transfusion
Sel Darah Putih ( Lekosit )
Sel darah putih (lekosit ) adalah kelompok sel-sel yang berinti, antara lain : granulosit, limfosit dan monosit. Terdapat tiga macam granulosit, yaitu: Netrofil, eosinofil dan basofil. Sel lekosit masa hidupnya pendek. Granulosit hidup sekitar 3 – 5 hari, sedangkan masa hidup limfosit tidak begitu jelas mungkin sekitar beberapa seminggu atau tahun.
Peran utama dari sel granulosit adalah melawn infeksi. Sedangkan limfosit berperan dalam pembentukan antibody, monosit seringkali dianggap sebgai sel-sel pembersih sebab mencerna bakteri dan berbagai benda asing.
Lekosit indikasinya :
· khusus penderita C.M.L ( Chorik Mieloblastik Leukemia )
· Untuk Netreupenia ( kekerangan neutrofil )
· Granulosit Indikasinya :
o Untuk pemeriksaan keganasan
o Terjadinya depresi sum-sum tulang
- Platelet Transfusion
Keping Darah Pembeku ( Trombosit )
Trombosit berperan dalam proses pembekuan, perannya antra lain melepaskan zat ditempat cedera dan bersama dengan berbagai factor pembekuan lainnya membentuk anyaman protein yang kuat ( fibrin ). Obat-obatan yang mempengaruhi trombosit yaitu : Aspirin, Antihistamin, decongestan.
Indikasi :
· Trombositopenia
· Gangguan fungsi trombosit
· Untuk propilaksis
Bentuk Sajian trombosit :
· Plasma kaya trombosit
· Trombosit cuci
· Trombosit beku
2) Komponen Non Seluler
- Plasma Transfusion
Plasma Transfusion
Transfusi plasma ini biasanya diberikan untuk ;
1. Penderita yang banyak kehilangan plasma, misalnya: Kebakaran dan kecelakaan.
2. Penderita Dehidrasi
3. Imunisasi pasif, diberkan imun convalescent serum, misalnya pada: Polio, pertusis, dan Morbilli
4. Penderita dengan pendarahan oleh karena difisiensi factor-faktor pembekuan darah yang terdapat dalam plasma.
Plasma yang diberikan dapat berupa :
1. Single Donor Plasma
· Berasal dari 1 unit darah
· Berupa fresh frozen plasma
2. Pooled Plasma
· Berasal dari beberapa unit darah
· Ada 2 macam bentuk pooled plasma yaitu :
o Small pooled plasma ( 10 unit darah )
o Large pooled plasma ( 10 – 30 unit darah )
Penyimpanan Plasma
1. Plasma Cair
· Disimpan dalam suhu kamar
· Masa pakai 2 tahun
· Kerugian : factor V dan VIII mulai rusak
2. Plasma Beku ( fresh frozen plasma )
· Didapat dari single donor plasma
· Disimpan dalam keadaan beku ( suhu -80C )
· Fraksi protein dan factor v masih baik, kecuali factor VIII
· Masa pakainya adalah 4 bulan
3. Plasma Beku Kering ( fresh dried plasma )
· Disimpan dalam suhu kamar
· Masa pakainya adalah 5 tahun
· Dapat dibeli dari pabrik
Keuntungan dan Kerugian Pengggunaan Plasma
1. Keuntungan Pengggunaan Plasma
· Dapat diberikan secara cepat, tidak perlu reaksi silang
· Reaksi hemolitik jarang terjadi
· Lebih hemat karena dapat disimpan lama
· Pengaruh hemostatik lebih baik
2. Kerugian
· Insiden penularan Hepatitis pada penggunaan pool plasma sangat tinggi
· Tidak dapat dipakai untuk penderita anemia
- Fractie Plasma Transfusion
- Anti – Hemofilik Globulin Transfusion
- Albumin Transfusion
- Fibrinogen Transfusion
- Gamma Globulin Transfusion
- Faktor IX

Tidak ada komentar: